
Tak pernah sedikitpun aku menginginkannya atas semua sikap yang tak semestinya, tetapi... tetapi jiwaku bertolak belakang dengan pikiranku.
Jiwaku membutuhkannya, karena aku mencintainya.. aku menyayanginya, ya.. betapa aku mencintainya.
Dan kini, puing-puing keabadian telah menjadikannya suatu alasan untukku tetap berjuang meniti langkah menuju pencapaian titik akhir di terangnya cahaya bintang...
Ketulusan, Keikhlasan rasa hati untuk menjadi yang tersakiti, hampa, dan terlupakan tengah bersandar menunduk pilu di ujung nurani terdalam.
Cadar cakrawala cinta bisa saja menangis, namun tidak hatiku, meskipun cinta yang di basuh oleh air mata dan terluka merupakan suatu cerita yang tak mungkin terlupa, hanya berharap ini kisah sejati di antara jiwaku dan jiwanya, akan pula bahagia bila ini tertulis sebagai cinta sejati untukku dan dirinya, dan terukir sebagai penggalan santun prahara dalam perjalanan panjang di masa-masa kehidupan yang harus tertuang.
Takkan hilang, sedikitpun takkan pernah hilang, kupastikan dirinya tetap meruang, mengisi sekat jiwa yang menguatkan seribu bayang tentang dirinya...
Tiada akhir, berhenti, pun mati... semua cinta kan abadi dariku... untuknya...
Oh Tuhan..., apa yang aku rasakan, apa yang aku inginkan tentang dirinya, nyata dan apa adanya...
di semua tepian jauh tatapku, di setiap hembusan napasku, tiada lain hanya dirinya yang aku mau, jadikanlah jiwaku dan jiwanya satu, untuk selama-lamanya...
Jiwaku membutuhkannya, karena aku mencintainya.. aku menyayanginya, ya.. betapa aku mencintainya.
Dan kini, puing-puing keabadian telah menjadikannya suatu alasan untukku tetap berjuang meniti langkah menuju pencapaian titik akhir di terangnya cahaya bintang...
Ketulusan, Keikhlasan rasa hati untuk menjadi yang tersakiti, hampa, dan terlupakan tengah bersandar menunduk pilu di ujung nurani terdalam.
Cadar cakrawala cinta bisa saja menangis, namun tidak hatiku, meskipun cinta yang di basuh oleh air mata dan terluka merupakan suatu cerita yang tak mungkin terlupa, hanya berharap ini kisah sejati di antara jiwaku dan jiwanya, akan pula bahagia bila ini tertulis sebagai cinta sejati untukku dan dirinya, dan terukir sebagai penggalan santun prahara dalam perjalanan panjang di masa-masa kehidupan yang harus tertuang.
Takkan hilang, sedikitpun takkan pernah hilang, kupastikan dirinya tetap meruang, mengisi sekat jiwa yang menguatkan seribu bayang tentang dirinya...
Tiada akhir, berhenti, pun mati... semua cinta kan abadi dariku... untuknya...
Oh Tuhan..., apa yang aku rasakan, apa yang aku inginkan tentang dirinya, nyata dan apa adanya...
di semua tepian jauh tatapku, di setiap hembusan napasku, tiada lain hanya dirinya yang aku mau, jadikanlah jiwaku dan jiwanya satu, untuk selama-lamanya...
Sumber : http://rhevoluca.blogspot.com
Komentar