saat terindah yang menepi di sudut otakku
mengendap dan membuat aku masih tertekan halusinasi
yang menerbangkanku diantara awan-awan yang siap
hentak hatiku dengan guntur bergemuruh
dan kala itu dia saat aku terjerat sepi diantara senyum palsu
sosok bayang itu memandangku dan sekejap mengengam
dan meneteskan peluhkasih di kalbu….
meneteskan rona jingga di pipi
genta itu berdentang… saling betautan menjambut fajar…
menimbang sari-sari bunga kehidupan dalam tawa dan keterikatan
semua mewangi dan memeluk hangat, berdetak dan tersentak
…menbagi…dan mengoda… sungguh… terbuai hasrat dan…………
tiada kebadian,,,,,,,,,
sampai kni sunyi menyeruak…
alasan bodoh…….. ketidak berdayaan… riskan… classis…
really suck….
….. se mau takdir… se mau waktu menyeret….
tak akan pernah terganti…
kini ku kenang… dengan,,, perasaan terdasyat..dan kata tersederhana
mengendap dan membuat aku masih tertekan halusinasi
yang menerbangkanku diantara awan-awan yang siap
hentak hatiku dengan guntur bergemuruh
dan kala itu dia saat aku terjerat sepi diantara senyum palsu
sosok bayang itu memandangku dan sekejap mengengam
dan meneteskan peluhkasih di kalbu….
meneteskan rona jingga di pipi
genta itu berdentang… saling betautan menjambut fajar…
menimbang sari-sari bunga kehidupan dalam tawa dan keterikatan
semua mewangi dan memeluk hangat, berdetak dan tersentak
…menbagi…dan mengoda… sungguh… terbuai hasrat dan…………
tiada kebadian,,,,,,,,,
sampai kni sunyi menyeruak…
alasan bodoh…….. ketidak berdayaan… riskan… classis…
really suck….
….. se mau takdir… se mau waktu menyeret….
tak akan pernah terganti…
kini ku kenang… dengan,,, perasaan terdasyat..dan kata tersederhana
Komentar